Ade Armando Komisaris PLN—kalimat ini sempat mengejutkan publik. Dikenal sebagai akademisi vokal dan tokoh kontroversial di media sosial, Ade kini menempati posisi strategis sebagai Komisaris PT PLN Nusantara Power, sebuah anak usaha BUMN di sektor energi.
Dari Dosen ke Tokoh Publik
Ade Armando memulai kariernya sebagai dosen di Universitas Indonesia. Ia dikenal sebagai akademisi yang vokal dalam menyuarakan kebebasan berekspresi dan aktif membela pemerintah di tengah gelombang kritik publik.
Populer Lewat Cokro TV
Namanya makin dikenal publik luas setelah aktif menjadi host di kanal YouTube Cokro TV. Di kanal ini, Ade Armando kerap menyampaikan pandangan politik yang pro-pemerintah, khususnya terhadap Presiden Joko Widodo. Namun, pada Agustus 2023, ia memutuskan mundur dari Cokro TV karena perbedaan pandangan terkait calon presiden 2024—Ade lebih mendukung Prabowo Subianto dibanding Ganjar Pranowo.
Ade Armando Dipukul Massa Demo
Salah satu momen paling kontroversial dalam perjalanan karier publiknya terjadi saat demonstrasi mahasiswa 11 April 2022. Dalam aksi yang menolak wacana tiga periode presiden, kehadiran Ade di lokasi justru memicu kemarahan massa. Ia dianiaya di tengah kerumunan, kejadian yang menjadi sorotan nasional.
Diangkat Jadi Komisaris PLN Bergaji Besar
Kini, Ade Armando resmi menjabat sebagai Komisaris PLN Nusantara Power. Posisi ini menempatkannya di lingkaran elite BUMN, dengan total gaji dan tunjangan yang bisa mencapai Rp 2 miliar per tahun. Langkah ini menimbulkan beragam respons dari masyarakat. Ada yang menilai pengangkatan ini sebagai bentuk balas jasa politik, sementara lainnya menganggapnya sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi intelektual Ade Armando.
Baca Juga:PLN Gandeng Kemenhub dan ASDP Pacu Pemanfaatan Hidrogen Hijau untuk Transportasi Laut
Kritik dan Pro Kontra
Banyak pihak mempertanyakan apakah pengangkatan Ade Armando sebagai Komisaris PLN benar-benar melalui seleksi profesional. Posisi komisaris di BUMN seharusnya diisi oleh individu yang berkompetensi di bidang energi dan manajemen perusahaan. Kritik ini mencuat seiring rekam jejak Ade yang lebih dikenal sebagai akademisi komunikasi dan komentator politik.
Transformasi Ade Armando dari akademisi menjadi Komisaris PLN mencerminkan dinamika politik dan kekuasaan di Indonesia. Dari dosen, aktivis kebebasan, korban kekerasan massa, hingga akhirnya menjadi pejabat negara bergaji miliaran—perjalanan ini menjadi cerminan bagaimana loyalitas dan narasi publik dapat mengantar seseorang menuju kekuasaan.