Kepala Geologi, Muhammad Wafid AN mengatakan, dari hasil analisis 1-15 April 2025, kegempaan Gunung Marapi cenderung meningkat dalam dua pekan terakhir.
“Gempa letusan dan hembusan yang berkaitan dengan pelepasan energi meningkat masing-masing dari 4 menjadi 8 kali untuk gempa, letusan dan dari 40 menjadi 125 kali untuk gempa hembusan,” kata dia, Rabu (23/4/2025).
Dia menuturkan, jumlah gempa vulkanik yang berkaitan dengan pasokan magma juga mengalami peningkatan dari 13 menjadi 26 kali. Gempa tektonik juga terekam meningkat, terekam 1 kali gempa terasa, dan tremor menerus kembali terekam.
“Aktivitas erupsi Gunung Marapi masih teramati dengan tinggi kolom maksimum 1.500 meter di atas puncak. Aktivitas hembusan juga teramati dengan tinggi asap maksimum 200 meter di atas puncak,” ujarnya.
Wafid menjelaskan, tinggi kolom letusan maupun asap embusan cenderung sedikit meningkat. Namun hal ini dinilai masih bersifat fluktuasi karena belum menunjukkan pola kecenderungan yang konsisten secara jangka panjang.
“Potensi terjadinya letusan masih tetap ada yang dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan dari akumulasi tekanan (energi) yang dihasilkan oleh dinamika pasokan magma,” paparnya.
Energi seismik yang tercermin dari RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurement) bersifat fluktuatif sedikit di atas baseline. Dalam dua pekan terakhir, kata Wafid, nilai variasi kecepatan seismik berfluktuasi dengan simpangan yang relatif kecil mendekati nol. Koherensi juga masih cenderung naik yang saat ini di angka sekitar 0,6.
“Hal ini diinterpretasikan bahwa tekanan pada tubuh gunung api mengalami penurunan dan kondisi medium di dekat permukaan cenderung menuju kestabilan,” ujarnya.
Editor: Kastolani Marzuki