Sabtu, Juni 21, 2025

Ini Upaya Pemkab Taput Pada Penanggulangan Pasca Bencana Banjir Bandang di Pahae Jae Berita Terkini Medan Sumut

Bencana banjir bandang yang terjadi pada 29 Desember 2024 lalu menimpa masyarakat Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Provinsi Sumatera Utara. Dampak dari bencana ini masih menyisakan pekerjaan besar, terutama dalam upaya penanggulangan dan pemulihan pasca bencana.

Ratusan hektare lahan pertanian yang terdampak mengalami kerusakan parah. Banyak sawah dan ladang warga tertimbun pasir serta tanah, sehingga memerlukan pembenahan agar dapat difungsikan kembali sebagai lahan produktif.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Tapanuli Utara Dr. Jonius Taripar Pasaoran Hutabarat, S.Si., M.Si., memberikan penjelasan kepada media UTAMA NEWS melalui pesan WhatsApp pada 20 Juni 2025. Ia menyampaikan bahwa pemerintah telah hadir sejak awal kejadian.

“Pemerintah sudah hadir di sana sejak terjadinya banjir bandang. Peralatan langsung diturunkan dan normalisasi sungai dilakukan. Terkait anggaran, silakan ditanyakan ke BPBD. Kita rencanakan memperbaiki bendungan terlebih dahulu dan juga saluran tertiernya,” tulis Bupati dalam pesannya.

Sementara itu, Bonggas Pasaribu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Taput, menerangkan bahwa pihaknya tidak memiliki anggaran khusus untuk penanggulangan bencana yang terjadi pada akhir Desember 2024 tersebut.

Ia menjelaskan bahwa keterbatasan anggaran disebabkan oleh kejadian yang berlangsung di penghujung tahun anggaran 2024. Meski begitu, BPBD tetap turun ke lapangan untuk membantu proses evakuasi warga terdampak banjir bandang.

“Tidak ada anggaran biaya yang kita anggarkan pada saat itu. Namun, kita tetap membantu proses evakuasi korban banjir bandang serta pembersihan rumah warga yang tergenang,” ujarnya saat diwawancarai di kantor BPBD pada 20 Juni 2025.

Sebagai langkah lanjutan, BPBD Taput merencanakan pembangunan satu unit kamar mandi umum di dekat Kantor Camat Pahae Jae. Fasilitas ini merupakan bagian dari program penanggulangan pasca bencana tahun anggaran 2025.

Di sisi lain, mengenai lahan sawah yang tertimbun pasir di Desa Pardomuan Nainggolan, Bonggas Pasaribu mengungkapkan bahwa masyarakat tidak menuntut agar lahan tersebut dipulihkan kembali menjadi lahan persawahan.

Sebaliknya, warga berencana menyesuaikan pola tanam mereka sesuai anjuran dari Dinas Pertanian Taput. Namun, untuk data teknis yang lebih lengkap, ia menyarankan agar wartawan menghubungi langsung dinas terkait.

Sayangnya, saat wartawan UTAMA NEWS mencoba mengkonfirmasi ke Dinas Pertanian Taput, kepala dinas Sey Pasaribu enggan memberikan keterangan lebih lanjut. Ia berdalih bahwa pejabat bidang terkait sedang tidak sehat.

iklan peninggi badan

“Saya tidak tahu. Kabid yang menangani tidak masuk. Hari Senin saja,” ujarnya saat ditemui di Sekretariat DPRD Taput pada 20 Juni 2025.

Sementara itu, Dalan Simanjuntak selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Taput, menjelaskan berbagai pekerjaan yang telah dilakukan pihaknya dalam penanganan pasca bencana di Pahae Jae.

“Penanganan bencana banjir Sarulla sudah dimulai sejak 30 Desember 2024 dan berlanjut pada 2 Januari 2025. Kegiatan meliputi normalisasi sungai, pembersihan jalan dari material kayu yang terbawa banjir, dan pembersihan permukiman warga serta perbaikan bendung menggunakan bronjong,” tulisnya melalui pesan WhatsApp pada 20 Juni 2025.

Lebih lanjut, ia merinci alat berat yang digunakan selama proses penanggulangan bencana, termasuk excavator milik PUTR dan Dinas Ketapang, serta bantuan dari perusahaan swasta sekitar lokasi bencana.

Dalam proses pengerjaannya, sekitar lima unit excavator, trado, dan dump truk dikerahkan dengan masa kerja selama kurang lebih tiga bulan. Meski dana awal berasal dari APBD PUTR, namun karena tidak mencukupi, dibuka pula peluang bantuan dari masyarakat dan pihak swasta.

Berdasarkan penelusuran UTAMA NEWS, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara telah menunjukkan upaya maksimal dalam menangani dampak pasca banjir bandang di wilayah Pahae Jae.

Sinergi antara pemerintah daerah, dinas teknis, dan dukungan masyarakat serta swasta menjadi kekuatan utama dalam proses pemulihan. Meski keterbatasan anggaran menjadi tantangan, langkah konkret terus dilakukan.

Dengan keterlibatan berbagai pihak dan semangat gotong royong, diharapkan masyarakat Pahae Jae dapat segera bangkit dan kembali menata kehidupan mereka pasca bencana alam yang melanda. Pemerintah daerah pun terus berkomitmen untuk hadir dan membantu.

Poster

Comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru