Suasana di kantor ULP PLN Pangkalan Kerinci mendadak memanas pada Kamis (30/1) pukul 14.50 WIB lalu, ketika perwakilan Koalisi Masyarakat Pelalawan Peduli Banjir yang terdiri dari tiga organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) dan satu serikat pekerja terlibat bentrokan dengan petugas keamanan PLN, Sabtu (08/02/2025).
Keributan ini bermula saat koalisi datang untuk menuntut penjelasan dari pihak PLN terkait dugaan keterlibatan mereka dalam memperparah banjir di Pelalawan. Namun, alih-alih mendapat jawaban, mereka justru dihadapkan dengan sikap arogan dari petugas keamanan kantor, Azwir, yang memicu adu mulut hingga berujung bentrokan fisik.
Ketua Laskar Merah Putih (LMP), Safriyanto, dan Ketua FKPPI, Dedi Damhudi, menyatakan bahwa pihak PLN selama ini mengabaikan dampak operasionalnya terhadap lingkungan. Warga yang semakin terdampak banjir sudah berulang kali meminta klarifikasi, namun PLN justru terkesan menghindar. “Kami datang dengan itikad baik untuk berdiskusi, tapi malah disambut dengan sikap premanisme dari security mereka,” tegas Safriyanto.
Ironisnya, saat insiden ini terjadi, Kepala ULP PLN Pangkalan Kerinci, E Boy S Ginting, tidak berada di tempat. Hal ini semakin mempertegas bahwa PLN tidak serius dan tidak bertanggung jawab dalam menangani permasalahan yang mereka timbulkan. Bahkan, salah satu staf ULP, Veni, yang berada di lokasi enggan memberikan tanggapan, seolah menutup mata terhadap situasi yang memanas.
Peristiwa ini mencerminkan kegagalan PLN dalam menjalin komunikasi dengan masyarakat. Bukannya mencari solusi atas permasalahan banjir, mereka justru melindungi diri dengan benteng keamanan yang bertindak represif terhadap masyarakat yang ingin mencari keadilan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak ULP PLN belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Masyarakat Pelalawan pun semakin geram, dan tidak menutup kemungkinan aksi protes lebih besar akan dilakukan jika PLN terus menghindari tanggung jawab.
