Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan rutin yang biasa dilakukan oleh mahasiswa Kesejahteraan Sosial FISIP USU. Tujuan dari PKL ini adalah untuk memberikan pengalaman kerja langsung di lapangan kepada masyarakat, untuk memungkinkan mahasiswa menerapkan teori yang telah dipelajari di kelas.
Viona melaksanakan PKL di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provsu dengan fokus klien korban bencana alam banjir di Komplek Griya Pesona Minimalist, yang berlokasi di Jalan Kapten Rahmad Buddin, Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan. BPBD sendiri berperan sebagai penghubung praktikan dengan klien.
Banjir menjadi salah satu masalah utama yang sering dihadapi oleh warga komplek, terutama saat musim hujan tiba. penyebab utamanya bukan hanya faktor alam seperti curah hujan tinggi, tetapi juga karena saluran air yang tersumbat sampah, pembuangan sampah ke sungai dari pihak luar komplek dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa Kesejahteraan Sosial FISIP USU melakukan intervensi sosial berbasis gotong royong dengan warga sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan bencana banjir. Berikut penjelasan terkait tahapan intervensi yang dilakukan selama melakukan PKL :
1. Engagement, Intake, Contract
Pada tahap ini Viona melakukan survei langsung ke lokasi dan berinteraksi awal dengan masyarakat, guna menumbuhkan rasa kepercayaan. Proses ini penting untuk menciptakan kepercayaan dan membangun komunikasi yang efektif antara mahasiswa dan masyarakat.
Pada tahapan ini proses menggali akar permasalahan menggunakan tools pohon masalah, dengan teknik Focus Group Discussion (FGD). Dari hasil FGD yang dilakukan bersama-sama, terdapat permasalahan dari kurangnya kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan, dan masih ada pihak luar komplek yang membuang sampah ke sungai.
3. Perencanaan Intervensi
Berdasarkan hasil assesment, mahasiswa dan warga secara partisipatif merancang program gotong royong sebagai solusi sederhana yang dapat dilakukan untuk penanggulangan banjir. Pelaksanaan dilakukan dengan menentukan jadwal kegiatan, serta target kegiatan yang ingin dicapai.
4. Pelaksanaan Intervensi Kegiatan gotong royong dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disepakati. Warga bersama mahasiswa membersihkan saluran air, mengumpulkan sampah dan membuangnya pada tempat sampah. Pelaksanaan ini menumbuhkan rasa kebersamaan, solidaritas, dan tanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan sebagai upaya mitigasi banjir.
5. Monitoring dan Evaluasi
Setelah pelaksanaan kegiatan, mahasiswa melakukan monitoring untuk melihat tingkat partisipasi warga dan target yang ingin dicapai yaitu kebersihan lingkungan komplek. Evaluasi dilakukan secara terbuka bersama warga untuk mengidentifikasi kendala dalam kegiatan gotong royong. Terdapat kendala yang dihadapi warga ketika melakukan gotong royong rutin yaitu tingkat partisipasi warga masih kurang dan adanya pembuangan sampah ke sungai oleh pihak luar.
Pada tahap ini menandai berakhirnya masa praktikum dan hubungan formal antara mahasiswa dengan klien di Komplek Griya Pesona Minimalist. Meskipun terdapat beberapa kekurangan yang teridentifikasi dalam proses evaluasi, terutama terkait partisipasi yang belum maksimal dan faktor eksternal, program intervensi ini telah memberikan efek positif bagi masyarakat yang dulunya individualis, kini masyarakat mulai menunjukan semangat kerja sama dan kepedulian yang lebih tinggi terhadap lingkungan, khususnya kebersihan sampah. Mahasiswa telah berhasil menanamkan benih kesadaran dan gotong royong yang diharapkan dapat menjadi modal sosial bagi masyarakat untuk melanjutkan upaya penanganan banjir secara mandiri di masa mendatang.