Kepercayaan diri seorang anak merupakan salah satu yang penting dalam aspek pertumbuhan psikososial anak. Anak yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi cenderung mampu bersosialisasi dengan baik, seperti mampu beradaptasi dengan lingkungannya, mampu mengekspresikan perasaannya dan biasanya memiliki relasi yang cukup. Sebaliknya, jika kepercayaan diri seorang anak rendah maka, anak tersebut cenderung sulit bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya, merasa diabaikan, takut dalam berekspresi dan berpendapat. Rendahnya kepercayaan diri seseorang bisa disebabkan oleh beberapa faktor baik dari luar (eksternal) maupun dari dalam (internal). Dalam konteks ini, konseling individu menjadi salah satu cara yang dilakukan dalam upaya peningkatan kepercayaan diri seorang anak
Saya Dwinata Novelia Sipayung dengan NIM 220902062, mahasiswi Program Studi Kesejahteraan Sosial yang melakukan kegiatan PKL (Praktik Kuliah Lapangan) di Yayasan PKPA (Pusat Kajian Perlindungan Anak) di Pinang Baris. Dengan Supervisor Lembaga yaitu dan Supervisor Sekolah yaitu ibu Novita Sari. PKL ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan. Sebelum memulai kegiatan PKL, praktikan memberikan surat izin kepada pihak Yayasan untuk meminta persetujuan. Setelah itu, praktikan berdiskusi dengan HRD Yayasan PKPA terkait mekanisme PKL yang akan dijalankan. Praktikan juga dibantu oleh para staf dari Yayasan ini. Berbagai macam kegiatan yang telah diikuti oleh praktikan mulai dari Reguler Children Meeting, Reguler Meeting Between Government With Children, Routine Meeting with Parents dan lain-lain.
Dari kegiatan PKL yang dilakukan, praktikan mendapat klien berusia 13 tahun berinisial A yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah. Dalam konteks ini, praktikan ingin membantu klien dengan menggunakan pendekatan konseling individu. Konseling individu berperan penting sebagai bentuk intervensi yang memberikan ruang aman dan pribadi bagi anak untuk mengekspresikan perasaan, menggali potensi diri, dan membangun kepercayaan diri secara bertahap. Konseling individu yang dilakukan praktikan dimulai dengan melakukan assessment terhadap klien yaitu beberapa pertanyaan tentang keadaan sosial dan emosi klien. Setelah itu praktikan memulai dengan penggalian informasi mengapa klien memilih jawaban tersebut tanpa membuat klien tertekan.
Dalam hal ini juga praktikan menggunakan metode Casework dari Skinmord. Adapun tahapan-tahapan yang digunakan praktikan adalah sebagai berikut:
Tahapan ini merupakan tahapan awal yang dilakukan oleh praktikan terhadap klien. Tahap penelitian adalah tahapan dimana praktikan menjalin relasi dengan klien, agar klien mampu terbuka mengenai masalah yang dia hadapi. Kepercayaan dari klien sangat berarti bagi praktikan agar mempermudah proses ini. Praktikan akan mengumpulkan data-data terkait masalah klien.
2. Tahap Pengkajian atau assesment
tahapan ini merupakan tahapan lanjutan dari penelitian, dimana tahapan ini dilakukan agar menghasilkan berbagai macam bentuk terapi tergantung pada kebutuhan yang dialami klien.
Intervensi pada dasarnya dikembangkan berdasarkan kebutuhan dari klien. Caseworker dalam proses terapi yang dikembangkan melakukan proses diskusi untuk melakukan pemilihan alternatif pemecahan masalah bersama kliennya. Disini, klienlah yang didorong untuk mengembangkan kemampuan untuk mengatasi permasalahan sesuai dengan kemampuannnya.
Fase ini merupakan tahapan dimana relasi antara caseworker dan klien akan dihentikan. Disini pemahaman tentang ‘penghentian’ proses treatment juga harus dipahami dengan makna yang sama antara caseworker dengan kliennya.
Setelah kurang lebih 3 bulan berakhir masa kegiatan PKL di Yayasan PKPA. Banyak pelajaran berharga dan pengalaman yang didapatkan oleh praktikan selama mengikuti PKL ini. Praktikan juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Pihak PKPA yang telah memberi kesempatan untuk melakukan PKL, kepada supervisor sekolah dan lembaga dan kepada dosen pembimbing.