loading…
Delisa merupakan salah satu korban selamat dari peristiwa Tsunami Aceh 2004. Foto/Instagram.
Sedikit kilas balik, Tsunami Aceh 2004 menjadi momen kelam dalam sejarah Indonesia. Bencana dahsyat itu disebut merenggut lebih dari 200 ribu korban jiwa di sana.
Baca juga: 7 Fakta Menarik Delisa, Korban Tsunami Aceh 2004 yang Sukses Berkarier di Bank Syariah Indonesia
Terlepas dari itu, bencana Tsunami Aceh 2004 juga melahirkan banyak kisah inspiratif. Di antaranya datang dari Delisa, seorang anak korban tsunami yang berhasil selamat walaupun terpaksa kehilangan sebelah kakinya.
Kisah Inspiratif Delisa Korban Selamat Tsunami Aceh
Delisa lahir di Banda Aceh pada 15 Desember 1997. Saat bencana tsunami melanda tempat tinggalnya, ia masih berusia 8 tahun.
Pada bencana mengerikan itu, Delisa memang berhasil selamat. Namun, ia kehilangan ibu serta sebagian besar anggota keluarga lainnya.
Selain itu, Delisa juga kehilangan salah satu kakinya. Hal ini membuatnya harus menggunakan kaki palsu sejak kecil.
Mendapati luka dan trauma mendalam atas pengalaman masa kecilnya, Delisa tak lantas menyerah kepada takdir. Ia terus melanjutkan hidup sambil perlahan menyembuhkan kenangan-kenangan kurang mengenakan yang dimilikinya.
Berkat semangatnya itu, Delisa bahkan sampai bisa menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Ia diketahui meraih gelar sarjana bidang ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sabang (STIES) Banda Aceh.
Gelar pendidikan itu menjadi salah satu bukti semangat pantang menyerah Delisa untuk meraih masa depan cerah. Benar saja, setelah menyelesaikan studinya, ia bisa memiliki kehidupan yang lebih baik.
Baca juga: Tsunami Besar yang Pernah Melanda Indonesia, Nomor 4 Menewaskan Lebih dari 230 Ribu Orang
Menurut kabar terbaru, Delisa bahkan disebutkan sudah bekerja di Bank Syariah Indonesia (BSI) cabang Aceh. Prestasi ini membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang bagi seseorang yang memiliki tekad baja untuk mengubah hidupnya.
Selain itu, Delisa juga aktif berbagi cerita inspiratif melalui berbagai acara motivasi. Kehadirannya diharapkan mampu memberikan semangat baru bagi para korban bencana atau individu yang tengah menghadapi tantangan hidup dan ragu akan masa depannya.
(nnz)